Minggu, 30 Januari 2022

Tetaplah Menulis Agar Tetap Exis

Dalam kehidupan yang kita jalani saat ini dengan segala sisinya adalah merupakan hasil dari peradaban terdahulu. 


Adanya peradaban ini secara turun temurun di hasilkan dari bacaan yang di wariskan para pendahulu kepada kita melalui catatan sejarah.


Dan catatan- catatan ini adalah merupakan hasil dari tulisan para pendahulu kita. 


Artinya bila para pendahulu kita tidak banyak melakukan aktifitas penulisan tentang sebuah peradaban yang terjadi saat itu, bisa jadi kita saat ini tidak banyak tahu tentang peradaban di masa lampau.


Bahkan mungkin kita bisa menjadi golongam manusi yang tidak beradab. 


Dari sinilah kita bisa tahu betapa pentingnya aktivitas menulis. 


Sebagaimana kita ketahui perintah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW dari Alloh SWT adalah membaca.


Makna yang tersirat dari proses turunnya wahyu pertama ini menunjukkan bahwa keberadaan tulisan ini lebih dulu ada dan lebih dulu terjadi di banding dengan adanya bacaan. 


Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa perintah membaca terjadi setelah adanya sebuah tulisan, karenanya menulislah !


Dalam kesempatan yang lain Rasulullahpun memerintahkan kita untuk menuliskan hal-hal penting agar kita tidak mudah melupakannya. 


Senada hal itu di jumpai maqolah ulama yang menyatakan bahwa tulisan adalah media pengikatnya ilmu.


Seiring dengan himbauan Rasulullah tentang menulis ini, dapat kita lihat dalam siroh sohabat bagaimana proses kodifikasi Al-Quran di lakukan. 


Artinya upaya menulis ini menjadi sangat penting untuk menyelamatkan keberadaan dari suatu hal yang dianggap sangat penting dari kepunahan akibat terkikisnya waktu.


Dalam hal ini adalah upaya Sayidina Umar yang berusaha menuliskan Al-Quran karena Kawatir punah seiring banyaknya para penghafal yang wafat saat itu. 


Pada ahirnya setelah Al-Quran terkodifikasi, kita generasi mutaahirin ini bisa menikmati adanya Al-Quran wahyu Alloh sebagai panduan hidup muslim.


Sejak saat itu hingga saat ini keberadaan menulis menjadi mutlak di perlukan untuk banyak hal tak terkecuali dalam hal berdakwah. 


Terlebih di Era milenial saat ini yang segala sesuatunya serba digital, menulis menjadi sebuah keniscayaan. 


Sebagaimana di sadari begitu pentingnya menulis, terlebih dalam keilmuan dan berdakwah, maka dalam menulis ini akan menjadi penting untuk mengetahui tata cara dan etikanya. 


Agar apa yang kita tuliskan sesuai dengan konteks dan di lakukan dengan baik dan benar, bukan sembarang dan asal-asalan saja. 


Dengan demikian dalam menulis perlulah kita dasari dengan ilmu,  bukan hanya sekedar menggoreskan huruf tanpa etika tanpa makna. 


Hal ini semua di lakukan dengan penuh harapan apa yang kita tuliskan bisa memberi manfaat bagi banyak orang. 


Setidaknya apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini bisa terlihat sebagai jejak.


Dengan harapan jika jejak itu negatif bisa menjadi koreksi diri untuk di perbaiki,  dan seandainya ada jejak positif bisa menjadi uswah para anak cucu di kemudian hari.


Karenanya dari pelatihan menulis ini di harapkan mendapatkan output kader- kader yang mau dan mampu menulis dengan baik dan benar.


Menulis yang baik dan benar berarti menulis dengan mematuhi kaidah dan etika menulis.


Karena hanya tulisan yang baik dan benar lah yang dapat menjadi ladang dakwah dan ibadah. 


Maka dari itu tetaplah menulis agar tetap exis, dengan tulisan yang baik dan benar agar kau tidak ambyar.